Header Ads

Textual Empires (Introduction) oleh Yudiyanto

13/353715/PSA/7527.        
            Pada bagian ini Mary Quilty mencoba memberkan pengantar tentang ulasan yang akan membahas mengenai lima tokoh yang membuat ulasan mengenai sejarah di beberapa wilayah Asia Tenggara. Mereka adalah Wiliam Marsden, dengan karyanya History of Sumatera, Michael Symers dengan karya Journal of an Embassy to the Kingdom of Ava, Crawfurd yang History of the Indian Archipelago, Thomas Raffles History of Java dan terakhir Mission to the East Coast of Sumatra karya John Anderson. Mereka sebenarnya merupakan tokoh-tokoh kolonial yang berasal dari negara induk Inggris.
Tulisan-tulisan mereka menggambarkan keadaan masing-masing di wilayah kekuasaannya, seperti misalnya Raffles yang mengulas tentang Jawa karena dia merupakan gubernur jenderal di wilayah itu. Tulisan mereka dibuat dengan tujuan untuk mengetahui kondisi daerah jajahan untuk mepentingan pemerintahan kolonial. Harapan mereka dengan hal itu agar kekuasaan mereka dapat terus dipertahankan.
Mary Quilty dalam bagian ini juga menyatakan bahwa diantara ulasan-ulasan mereka itu terdapat perbedaan dari segi metode pengumpulan bahan untuk dijadikan karangannya. Marsden, Raffles dan Crawfurd memegang kekuasaan nyata atas daerah yang mereka tulis, melalui posisi mereka dalam birokrasi di East India Company di Penang, Jawa dan Sumatera. Berbeda dengan Anderson, sebelum ia menerbitkan Mission to the Coast of Sumatera dan penugasan ketentaraan Inggris Symes di India. Symes dan Anderson menulis tentang perjalanan singkat mereka dari informasi yang mereka kumpulkan di setiap tempat yang mereka kunjungi, ketimbang berdasarkan pada aturan periode yang tak menentu. Teks-teks Symes dan Anderson adalah laporan yang sudah diedit tentang misi politik-komersial di mana mereka dikirim oleh pemerintah Inggris untuk mengamankan aliansi perdagangan dan mengantisipasi Belanda atau Perancis.
Meskipun perbedaan ini, maka perlu untuk memasukkan Syrnes dan Anderson untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif tentang tulisan-tulisan orientalis Inggris di Asia Tenggara pada saat itu. Symes dan Anderson adalah orang Inggris yang bepergian melalui Asia Tenggara dan pengalaman mereka diterbitkan di akhir abad 18 dan awal abad ke-19. Mereka mengacu pada Marsden, Raffles dan Crawfurd dalam tulisan-tulisan mereka dan menceritakan banyak keprihatinan mereka. Mary Quilty juga menyatakan bahwa meskipun uraiannya akan berkonsentrasi pada Marsden, Raffles dan Crawfurd, dia juga menyinggung Symes dan Anderson untuk menunjukkan bahwa banyak dari keyakinan dan asumsi 'tiga serangkai itu' dimiliki oleh orang di luar lingkaran kecil mereka. Tulisan-tulisan mereka dijadikan sebagai sebuah ensiklopedia yang dapat digunakan untuk ilmu pengetahuan bagi yang memerlukan kupasan mengani beberapa wilayah di Asia Tenggara. Teks mereka berlima mencakup apa yang sekarang kita sebut antropologi, sejarah, linguistik, geografi, botani dan biologi.
Tujuan dari tulisan atau teks ini dihadirkan tentu saja untuk melegitimasi kekuasaan Inggris di wilayah Sumatra dan Jawa, tidak dapat dipungkiri karya seperti Sejarah Sumatra dan Sejarah Jawa dalam penulisannya menggunakan sudut pandang orientalis, yaitu bagaimana orang-orang Inggris mendeskripsikan tentang masyarakat Sumatra dan Jawa sebagai orang-orang yang primitif. Karya- karya kerajaan ini pada masanya berhasil membangun wacana pencerahan mengenai konsep diri orang Eropa dan non Eropa khususnya Inggris sehingga membentuk superioritas Eropa. Orang-orang timur dalam karya-karya tersebut dideskripsikan sebagai bangsa yang terbelakang yang memilki budaya primitif. Karya ini sangat bersifat Antropologis karena memang bertujuan untuk mengkategorikan manusia kedalam kategori masyarakat tertentu.
Rafless dalam History of Java yang ditulis 30 tahun setelah Marsden menulis Sejarah Sumatra, banyak mendapat kritikan karena terlalu dianggap berlebihan dalam menggambarkan kondisi alam dan masyarakat Jawa. Raffles menurut analisis Mary, deskripsinya tentang Jawa terlalu berlebihan sehingga kelihatan seperti “menjual” Jawa kepada masyarakat Inggris. Setelah munculnya karya-karya ini, kolonialisme dan imperialism ke dunia timur semakin gencar dilakukan oleh orang-orang Eropa. Setelah itu banyak terjadi perebutan kekuasaan terhadap wilayah-wilayah jajahan di kawasan Asia Tenggara. Kritik yang lain adalah karya Raffles tentang sejarah Jawa otomatis mengalikan pandangan masyarakat di Inggris terhadap eksploitasi ekonomi dan sumber daya alam di Jawa yang diterapkan melalui sistem Landrent (sewa tanah). Dengan berakhirnya kolonialisme Inggris di Indonesia maka berakhir pula karya-karya pejabat kolonial Inggris tentang wilayah jajahannya di wilayah Timur.
            Terlepas dari berbagai aspek yang menyinggung karya-karya di atas, kita pantas berterimakasih kepada mereka yang karya-karyanya dapat kita manfaatkan. Melalui tulisan-tulisan mereka terlebih tentang Sumatera dan Jawa, khasanah ilmu pengetahuan kita bertambah. Apalagi metodologi penelitian (History of Java) yang begitu menarik, dimana Raffles membawa sumber-sumber dari berbagai tempat yang penting seperti keraton Yogyakarta maupun Surakarta dengan mengangkut seluruh dokumen dari gudang-gudang naskah atau dokumen yang ada.


No comments

Powered by Blogger.